Ingin ku tulis kata demi kata untuk
menggambarkan perasaanku saat ini bersamamu. Walau aku memiliki banyak
keterbatasan yang membuat gerak langkahku tertahan entah karna sakit yang
kurasa ataukah karna putus asa. Aku ingin berjalan dengan bebas, seperti orang
normal lainnya yang bisa berlari dengan cepat dan bermain dengan ceria setiap
saat. Kenyataanlah yang menjadikanku terpuruk tak berdaya.
Diawali dengan kejadian yang menurutku
tak kusangka dan tak terduga sebelumnya. Aku bersama sahabat baikku pergi
bersama untuk membereskan urusan yang mesti diselesaikan, saat itu keadaan
tubuhku kurang fit. Pusing di kepala menyerangku saat itu sehingga aku serahkan
tanggung jawab kepada temanku untuk mengendarai motor saat itu. Saat ditengah
perjalanan terjadi sedikit insiden yang membuatku terkejut dan tak sadarkan
diri. Dengan selang waktu beberapa detik tubuhku melayang terpental truk yang
melintas di depan motor yang kami kendarai.
Entah apa yang terjadi, aku tak sadar
saat itu. Yang jelas aku mendengar banyak orang yang ribut dan sibuk membenahi
tubuhku dan temanku juga motor yang kami bawa. Tubuhku tiba-tiba kebal dari
rasa sakit dan akupun tak tau yang selanjutnya terjadi saat itu. Yang aku tau
setelah beberapa hari aku dirawat di Rumah Sakit dan selang infuse yang sudah
menancap ditanganku membuat gerakku sedikit linu dibuatnya.
Tiba-tiba ibuku datang merangkulku
yang sedang terbaring tak berdaya, dia menangis menggenggam tanganku erat,
mengusap kepalaku lembut. Menciumiku saat aku tersadar dari koma selama
beberapa hari yang lalu. Tiga hari aku terbaring tak sadarkan diri. Aku
bertanya, mengapa ibu menangis? Ibuku tak menjawab ia hanya tersenyum disela
tangisnya yang mengalir saat itu. Aku masih bingung aku tak tau apa yang
terjadi saat itu, aku hanya berusaha untuk bergerak memeluk ibuku. Tapi dia
mencegahku untuk duduk dan tetap membiarkan aku untuk tetap berbaring. Ada apa
dengan ibu?? Hatiku bertanya-tanya…
Ingin aku mendengar sepatah kata saja
dari keluargaku yang satu persatu dating menjengukku. “Ada apa ini??” tapi
semua terdiam dan membisu. Aku masih penasaran atas apa yang terjadi, dan saat
aku berusaha sekuat tenaga untuk bergerak ternyata kaki sebelah kanan ku
terbungkus gips dan perban dimana-mana. Sakit yang teramat yang kurasakans saat
itu, ketika aku mencoba untuk menggerakkan kakiku begitu juga rasa sakit yang
menyertainya.
Tuhan.. aku tak bisa menggerakkan
kakiku, terasa sakit sekali, aku pun mengerti atas sikap semua keluargaku.
Ibuku diam itu hanya untuk menenangkanku, aku tak kuasa menahan tangis. Aku
yang sekarang tak bisa bergerak dan kesakitan kini ditangisi banyak orang. Ibu,
ayah, kakak, dan saudara-saudaraku semua menyaksikan keterpurukanku saat itu. Aku lemah, tubuhku gemetar dan sakit
yang berpusat di kaki begitu terasa.
***
Banyak temanku yang simpati untuk
menjengukku, melihat keadaanku dan sekedar memberiku semangat. Aku menerima
kedatangan kalian sahabat-sahabatku. Aku butuh support, butuh spirit agar aku
kuat dalam menerima kadaan ini. Aku hanya bisa menulis disini, ditempat yang
orang lain belum tau. Aku merasa tubuhku semakin sakit, menyiksa sekali. Saat
dokter datang untuk mengganti perbanku aku sulit menggambarkan bagaimana rasa
sakit yang ku rasa saat itu. Aku hanya bisa teriak histeris dan berontak, ingin
rasanya aku berlari dan pergi dari ikatan-ikatan dokter dan perawat yang
menanganiku.
Ibuku yang melihatku penuh dengan
ketidak tegaan, teman-temanku yang sedang menjengukku melihat aku dengan sedih.
Mereka menangisiku yang sedang kesakitan.
Tak kuduga temanku yang dulu membuatku
seperti ini kini membantuku, menyuapi aku makan, merawat dan manjagaku di rumah
sakit. Terimakasih telah membuatku tenang dengan keberadaanmu. Tapi itu tak
berlangsung lama. Karena aku belum bisa melupakan apa yang kau lakukan padaku
sehingga aku tergeletak seperti ini. Aku marah padamu, marah sekali. Tak ingin
aku dekat dengan pembawa onar sepertimu, ingin rasanya aku membalas apa yang
kurasakan. Tapi aku tak sanggup untuk melakukan semua itu. Hanya kata-kata dan
kebencian yang menyelimuti perasaanku padamu. Sungguh aku tak ingin bertemu
denganmu.
Ini semua berawal dari keberadaan materi orangtuaku yang
semakin menipis untuk merawatku dan mengobatiku ke rumah sakit dan membayar
obat-obatan. Entah berapa banyak materi yang dikeluarkan oleh orang tuaku untuk
mengobatiku. Aku sedih melihat mereka yang kesusahan mencari uang, bingung ku
alami. Aku tak sanggup jika melihat orang tuaku terutama ibuku yang selalu
menangis melihat keadaanku. Ayahku yang stress karna bingung harus mendapatkan
uang dari mana untuk aku berobat untuk bulan-bulan berikutnya. Yang jelas semua
gamang, galau karna kesusahan yang dialami keluarga ini. Disitulah aku menuntut
keadilan dari semua perbuatan yang pernah dilakukan temanku yang membutku
seperti ini.
Sikapku berubah padanya, tak lagi ramah, tak
lagi bersimpati. Rasa benci yang membuatku muak melihat wajahnya, hingga orang
tuaku mencegah dia agar tidak menjengukku.
Apakah sikapku berlebihan padanya? Ketika dia
asyik beraktifitas dan menjalankan kuliah dengan santai? Apa dia tak
memikirkanku yang juga ingin merasakan apa yang orang lain rasakan.
Bisa berjalan, berlari, bermain di usia mudaku
yang ke 21 tahun ini. Kini semua ku habiskan di tempat tidur saja. Siallll… L
***
Kini siapa yang mau dengan aku yang cacat
sementara seperti ini? Tak bisa berkutik apa-apa, tak bisa membahagiakan orang
lain, bahkan aku tak bisa mengangkat kakiku sedikit saja. Ini semua rasa sakit
yang membuatku menjadi lemah seperti ini. Begitu banyak yang membuatku
semangat, sahabat-sahabat yang setia menungguku sehat nanti, orang-orang yang
menyayangiku yang menungguku untuk aku bahagiakan. Sekarang aku hanya butuh
semangat dan dukungan dari semua orang, aku tak kuasa jika aku mendapat tekanan yang membuatku semakin jauh dari kesembuhan.
Diantra orang-orang yang menyemangatiku ada
seseorang yang sabar menyemangatiku, membuat hatiku tegar dan mencoba untuk aku
bisa menerima keadaan yang ada. Aku diyakinkan bahwa aku akan sembuh, aku akan
bisa membahagiakannya suat saat nanti. Dialah wanita yang aku sayangi saat ini.
Kecantikan hatinya yang membuatku senang saat bersama dengannya. Walau hanya
sekejap aku merasakan kebahagiaan bersamanya.
Bolehkan aku merasakan bagaimana bahagianya
diperhatikan seseorang saat sedang sakit?? Jangan mencegahku untuk mencintai
orang lain, karna aku hanya mencintai dia yang dapat menerima aku apa adanya.
Tak lama aku merasakan kebahagiaan ketika aku
bersamanya, dia pergi meninggalkanku. Bukan hanya beberapa hari dan beberapa
lama, melainkan untuk selama-lamanya. Dia mampu membuatku semangat karna dia
pun mengalami hal yang sama denganku, yang sakit dan tak bisa berjalan tapi
dengan kesempatan untuk sembuh sangat besar, sedangkan dia memiliki waktu yang
singkat. Penyakit yang menggerogoti tubuh manisnya merenggut semua kenangan dan
kebahagiaanku bersamanya. Ingin aku memeluknya, tapi dari awal aku mengenalnya
dan aku menyayanginya, kami tak pernah bertemu. Komunikasi terjadi hanya lewat
Hand Phone dan Facebook. Aku tak mengira dia memiliki penykit yang berat.
Kanker yang dia derita membuat aku tersentak saat aku mendengarnya.
Jika dipikir memang tak adil untukku, sebentar
saja aku mendapatkan kebahagiaan begitu cepat pula kebahagiaan itu pergi jauh
meninggalkanku. Walau dia hanya member ku semangat lewat telepon, sms, dan
komentar di facebook. Tapi semangatnya yang tak dapat aku lupakan. Dia
membuatku tak patah arang untuk selalu mencoba untuk sembuh. Berjalan lagi
sepertisedia kala, atau hanya sekedar aku kuat dalam menjalani berbagai
pengobatan.
Aku kuat karna dukungannya, tak henti dia merangkulku
untuk dapat menerima kenyataan dan membuatku bangkit. Aku bisa memperbaiki
hubunganku dengan teman yang membuatku seperti ini, juga meredakan emosiku saat
aku putus asa dan saat aku kesakitan.
Terimakasih ku ucapkan untukmu kekasih nyata
atau tidak.. Entahlah,, tapi yang kurasa mungkin dia hanya seseorang yang
dikirimkan Tuhan agar aku kuat melewati ujian ini. Agar aku masih bisa
tersenyum saat aku merasakan sakit yang pedih.
Kamu bagai pelita yang menerangiku saat aku
merasakan kegelapan, aku merasa aman dan nyaman denganmu, membuatku semangat
dan jauh dari putus asa kini kurasakan. Apakah ini kiriman malaikat dari Tuhan
agar aku tetap bersyukur walaupun keadaan ku kurang sepeti saat ini.
Indah kurasa walau hanya sementara kurasakan
kasih sayangmu, kekasih dalam impianku. Membuatku semakin yakin bahwa aku akan
sembuh dengan cepat.
Untuk seseorang yang mungkin merasakan seperti
apa yang kurasakan, tolong jaga sikapmu pada teman-temanmu, memang membenci itu
tak baik untuk dilakukan. Mungkin semua itu terjadi karena keputus asaan yang
terasa saat itu, yakinilah bahwa cinta dan kasih saying dari seseorang akan
membuatmu kuat, dan sadar dalam menjalani segala sesuatu saat ujian berat datang
menghadang.
Kini aku berdoa untuknya, agar dia berada
ditempat yang istimewa bersama Tuhan, dan aku yang akan segera sembuh untuk
tetap diberi kekuatan. ^_^
..SEKIAN..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar