Jumat, 05 April 2013

UTS Take Home Perubahan Sosial


Nama : Sintayanti Zakiah Darajat
NIM : 1210105090
Kelas : SOSIOLOGI-C/VI
Perubahan Sosial

J Jawaban UTS (Take Home) J
1.      Perubahan sosial adalah suatu perubahan struktur sosial dan pola budaya yang signifikan dan dalam jangka waktu tertentu. Adapun pengertian lain dari perubahan sosial yaitu perubahan yang terjadi pada masyarakat yang mencakup perubahan dalam aspek-aspek struktur pada masyarakat, ataupun perubahan karena terjadinya perubahan dari faktor lingkungan, karena berubahnya komposisi penduduk, keadaan geografis, maupun karena berubahnya sistem hubungan sosial dalam jangka waktu tertentu.

2.      a ) Lima isu dalam perubahan sosial
1.      Tipe perubahan :
-          Perubahan personil à berlaku individu/internal (penyebab nya lingkungan)
-          Perubahan universalisme à structural/kelompok
2.      Tingkat perubahan
-          Tingkatan struktur
·         Kelompok kecil (keluarga)
·         Organisasi
·         Institusi (kebijakan hukumnya lebih formal)
·         Kelompok masyarakat
·         Global internasional
-          Perubahan
·         Peranan, struktur komunikasi, pengaruh
·         Struktur, hirarki, kewenangan, produktivitas
·         Ekonomi, agama, keluarga, pendidikan
·         Stratifikasi, kekuasaan, kependudukan, dan organisasi nasional
·         Evolusi, hubungan pembangunan
3.      Jangka waktu perubahan
-          Jangka pendek
-          Jangka panjang à dilihat melalui amdal
4.      Penyebab perubahan
Adanya sebuah perbedaan yang sangat penting antara penyebab eksternal dan internal dalam perubahan.
-          Eksternal
-          Internal
5.      Perubahan dan keinginan manusia
-          Pada awalnya merupakan suatu trend dalam skala besar yang tidak sengaja dilakukan, misalnya dalam proses urbanisasi kemudian disengaja dan di rencanakan seperti perubahan dalam hukum.
-          Sifat alami manusia : bahwa mereka tidak pernah puas
b ) Tiga elemen utama teori-teori perubahan sosial
1.      Determinan struktural suatu perubahan sosial
·      Perubahan jumlah penduduk
·      Kerusakan yang disebabkan oleh perang
·      Kontradiksi
2.      Proses dan mekanisme perubahan sosial. Termasuk mekanisme yang begitu cepat pergerakan sosial dan aktifitas dunia usaha
3.      Tujuan perubahan sosial termasuk didalamnya perubahn struktural, efek, dan konsekuensi perubahan
Tiga elemen perubahan-perubahan sosial di atas dapat digambarkan dengan grafik seperti berikut : Determinan Struktural Perubahan à Proses dan Mekanisme Perubahan à Tujuan dan Konsekuensi

c ) Teori-teori perubahan sosial
1.      Teori evolusi
Perspektif ini pada dasarnya berpijak pada perubahan yang memerlukan waktu yang cukup lama atau proses yang cukup panjang. Dalam proses tersebut terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui untuk mencapai perubahan yang diinginkan. Dari perspektif ini akhirnya melahirkan bermacam-macam teori tentang evolusi. Teori tersebut adalah unilinear theories of evolution, universal theories of evolution, dan multilined theories ofevolution.
1)      Unilinear Theories of Evolution
Teori ini berpendapat bahwa manusia dan masyarakat, termasuk kebudayaannya akan mengalami perkembangan sesuai dengan tahapan-tahapan tertentu dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang kompleks, dan akhirnya sempurna. Pelopor teori ini di antaranya adalah Auguste Comte dan Herbert Spencer.
2)      Universal Theories of Evolution
Teori ini menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tetap. Menurut Herbert Spencer, prinsip teori ini adalah bahwa masyarakat merupakan hasil perkembangan dari kelompok homogen menjadi kelompok yang heterogen.
3)      Multilined Theories of Evolution
Teori ini lebih menekankan pada penelitian terhadap tahap-tahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat. Misalnya melakukan penelitian tentang perubahan pola hidup dari masyarakat tradisional yang memiliki pola pikir religio-magic ke masyarakat industri yang memiliki pola pikir realistis-praktis.
2.      Teori konflik
Perspektif ini menjelaskan bahwa pertentangan atau konflik bermula dari pertikaian kelas antara kelompok yang menguasai modal atau pemerintahan dengan kelompok yang tertindas secara materiil, sehingga akan mengarah pada perubahan sosial. Sumber yang paling penting dalam perubahan sosial menurut perspektif ini adalah konflik kelas sosial di dalam masyarakat. Perspektif ini memiliki prinsip bahwa konflik sosial dan perubahan sosial merupakan dua hal yang selalu melekat pada struktur masyarakat. Perspektif ini menilai bahwa sesuatu yang konstan atau tetap ada dalam suatu masyarakat adalah konflik sosial, bukan perubahan sosial. Mengapa? Karena perubahan hanyalah akibat dari adanya konflik sosial yang terjadi di masyarakat. Mengingat konflik berlangsung terus-menerus, maka perubahan juga akan mengikutinya. Dua tokoh yang pemikirannya menjadi pedoman dalam perspektif konflik ini adalah Karl Marx dan Ralf Dahrendorf. Secara umum, perspektif konflik berpandangan bahwa perubahan sosial di masyarakat terjadi karena faktor-faktor berikut ini.
1)      Setiap masyarakat terus-menerus berubah.
2)      Setiap komponen masyarakat biasanya menunjang perubahan masyarakat.
3)      Setiap masyarakat biasanya berada dalam ketegangan dan konflik.
4)      Kestabilan sosial akan tergantung pada tekanan terhadap golongan yang satu oleh golongan yang lainnya.
3.      Struktural fungsional
Konsep yang berkembang dari perspektif ini adalah cultural lag (kesenjangan budaya). Konsep ini mendukung perspektiffungsionalis untuk menjelaskan bahwa pada dasarnyaperubahan sosial itu tidak lepas dari hubungan antara unsur-unsurkebudayaan dalam masyarakat. Menurut perspektif ini,beberapa unsur kebudayaan bisa saja berubah dengan sangatcepat, sementara unsur yang lainnya berubah sangat lambat, sehingga tidak dapat mengikuti kecepatan perubahan unsur yang berjalan sangat cepat tersebut. Unsur yang berubah sangat cepat umumnya yang berhubungan dengan kebudayaan materiil, sedangkan unsur yang berubah secara perlahan atau lambat adalah unsur yang berhubungan dengan kebudayaan nonmateriil. Dengan demikian, yang terjadi adalah ketertinggalan unsur yang berubah secara perlahan tersebut. Akibatnya muncul kesenjangan sosial dalam masyarakat atau yang dikenal dengan istilah cultural lag.
Misalnya pengrusakan terhadap telepon umum. Telepon umum sebagai fasilitas umum sangat efektif untuk melakukan komunikasi, sehingga sudah selayaknyalah dirawat dan dijaga. Kenyataannya, banyak telepon umum yang justru dirusak oleh masyarakat. Kenyataan ini menunjukkan bahwa dalam masyarakat terjadi cultural lag, di mana alam pikiran manusia (nonmateriil) tidak mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan atau kemajuan teknologi (materiil).
Para penganut perspektif ini lebih menerima perubahan sosial sebagai sesuatu yang konstan dan tidak memerlukan penjelasan. Perubahan dianggap sebagai suatu hal yang mengacaukan keseimbangan masyarakat. Proses pengacauan ini berhenti pada saat perubahan itu telah diintegrasikan dalam kebudayaan. Apabila perubahan itu ternyata bermanfaat maka dapat dikatakan bahwa perubahan itu bersifat fungsional dan akhirnya diterima oleh masyarakat, tetapi jika terbukti disfungsional atau tidak bermanfaat, maka perubahan itu akan ditolak. Tokoh dari perspektif ini adalah William Ogburn.
Pandangan perspektif fungsionalis dalam melihat suatu perubahan sosial dalam masyarakat adalah sebagai berikut:
1)      Setiap masyarakat relatif bersifat stabil.
2)      Setiap komponen masyarakat biasanya menunjang kestabilan masyarakat.
3)      Setiap masyarakat biasanya relatif terintegrasi.
4)      Kestabilan sosial sangat tergantung pada kesepakatan bersama (konsensus) di kalangan anggota kelompok masyarakat.
4.      Psikologi sosial
Psikologi Sosial menganggap disiplin ilmunya sebagai usaha mencari pengertuan pikiran perasaan dan tingkah laku individu dipengaruhi oleh hadirnya orang-orang lainnya. Dikembangakan oleh Sigmund Freud muncul karena adanya pertentangan mendasar antara pemuasan keinginan dan kebutuhan individual dan kesiapan masyarakat dalam memenuhi semua kebutuhan tersebut. Bahwa kepribadian orang dewasa adalah hasil atau akibat dari kejadian-kejadian yang dialami semasa anak-anak. Tahapan menuju kedewasaan : tahap oral, anal, phallic dan genital.
Mengarah pada pendekatan sosiologi. Tingkah laku sosial konsep peran : harapan dan tuntutan peran, kemampuan dan keterampilan dalam membawakan peran serta norma dalam kelompok sebagai acuan individu dalam interaksi sosial. Peran adalah serangkaian tingkah laku atau fungsi yang dikaitkan dengan posisi khusus dalam suatu hubungan sosial tertentu.
Berorientasi ‘reinforcement’ yaitu stimulus tang berfungsi menimbulkan konsekuensi positif atau negatif pada terbenrtuknya respon. Kalau stimulus memberikan akibat positif atau reward,, maka respon terhadap stimulus yang sama akan diulangi pada kesempatan lain. Sebaliknya kalau respon member akibat negative atau hukuman, maka hubungan antara stimulus-respon tersebut akan dihindari di lain waktu. Konsep dalam teori ini : stimulus, respon, dorongan, reinforcement/factor penguat.

3.      a ) Pluralitas dunia kehidupan sosial (Peter L.Berger, Brigtte Berger, Hansfriend keliner)
·         Pluralisasi suatu tatanan yang tinggi yang terjadi dalam berbagai proses sosialisasi sekunder pada masyarakat modern yaitu sosialisasi yg berlangsung setelah awal pembentukan diri.
·         Tujuan sosialisasi sekunder adalah membawa seseorang dari satu dunia sosial ke dunia yg lain yaitu untuk menginisiasikannya kedalam tatanan makna yg sebelumnya yg belum dikenal.
Studi Komparatifnya :
Sebelum berlanjut pada penjelasan mengenai kedua makna di atas, perlu pula dipahami adalah bahwa dunia yang ditempati manusia berkehidupan saat ini, telah ada kehidupan yang terpola dan terstruktur dalam dunia makna. Sebuah "kehidupan yang terpasang". Dunia makna ini merupakan catatan perjalanan panjang dari generasi ke generasi selanjutnya. Suatu unit dunia makna akan bertahan karena telah "disepakati" secara kolektif oleh individu-individu dalam komunitasnya. Suatu nilai yang mengikat secara besama dan makna yang akan menjadi referensi menyelesaikan masalah bersama. Kontinuitas struktur makna dapat berlangsung melalui pelembagaan simbol-simbol dan pola hubungan dalam kehidupan bersama antara individu.
Seperti dikemukakan sebelumnya, bahwa setiap kelompok sosial memiliki sistem dan struktur maknanya sendiri. Dalam konteks global, kohesivitas masyarakat dunia memang kelihatan rapuh, dengan asumsi bahwa setiap komunitas sosial cenderung protektif pada nilai dan struktur maknanya sendiri. Dan, "perundingan" memang akan alot manakala kehidupan dunia mulai mengintegrasikan masyarakat secara global. Masing-masing variabel sebagai instrumen mempelajari dunia kehidupan masyarakat modern akan memberikan kesimpulan yang berlainan. Demikian pula, pemberian pemahaman tentang realitas oleh masyarakat akan berlangsung dalam struktur makna yang berbeda pula. Oleh karena itu, struktur sosial kehidupan modern kurang terpadu dibandingkan dengan masyarakat kuno.
Meski demikian, tetap ada tatanan yang mengintegrasikan makna keseluruhan masyarakat tersebut. Contohnya adalah perkawinan antara orang yang memiliki latar belakang berbeda, selalu membutuhkan perundingan rumit tentang dunia makna yang berbeda. Kesamaan pengertian tentang dunia makna dari kelompok-kelompok sosial yang berbeda struktur itu dapat menjadi makna bersama untuk mengusung dunia-kehidupan sosial bersama. Di sinilah muncul ideologi pluralisme yang berfungsi melegitimasi pluralitas pengalaman sosial unit-unit sosial dan individu.
Pluralitas dalam hal ini dapat diartikan sebagai suatu segmentasi masyarakat dalam tingkat yang sangat tinggi. Pengalaman individu itu merujuk pada keyakinan dan prakteknya atas struktur nilai yang pola hubungannya terekpresi melalui komunikasi modern. Komunikasi ini terus berproses melalui inisiasi. Proses ini dipercepat oleh teknologi media komunikasi: pulikasi massal, buku, majalah, lukisan, film, radio, dan televisi. Media ini mentransformasikan definisi kognitif dan normatif tentang realitas, lalu kemudian menyebar dengan cepat. Demikian juga, bergerak menembus generasi demi generasi.
b ) Budaya Konsumen, Kekuatan Sombolis dan Universalisme (Mike Feather Stone)
·         Budaya konsumen : budaya masyarakat konsumen sering di beri cirri materialis dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari atau mengungkapkan kemiskinanrohani dan tindakan mementingkan diri sendiri di hedonistis dimana individu memusatkan kehidupan pada konsumsi barang-barang.
·         Budaya Konsumen terkait dengan dampak konsumsi massa pada kehidupan sehari-hari. Dampak tersebut menyangkut perilaku sehari-hari, perubahan tata simbolis dan struktur makna.
·         Budaya Konsumen merupakan istilah yang menyangkut tidak hanya perilaku konsumsi, tetapi adanya suatu proses reorganisasi bentuk dan isi produksi simbolis di dalamnya. Perilaku di sini bukan sebatas perilaku konsumen dalam artian pasif. Namun merupakan bentuk konsumsi produktif, yang menjanjikan kehidupan pribadi yang indah dan memuaskan, menemukan kepribadian melalui perubahan diri dan gaya hidup. Keberadaan budaya konsumen ditandai dengan munculnya produksi tanda dan makna terus menerus.
Studi Komparatifnya :
Hal ini terjadi diawali dengan adanya peralihan produksi barang secara massal dan munculnya pasar-pasar yang baru untuk barang konsumen yang diiringi dengan perubahan pada sarana produksi, seperti misalnya rasionalisasi pedagang eceran, yang selanjutnya mendorong munculnya tempat-tempat konsumsi baru: toko serba ada, pasar raya dan pusat-pusat perbelanjaan.
Dalam tempat konsumsi tersebut, seluruh kegiatan peragaan bertujuan membuat barang tampak lelbih bagus dengan memanipulasi kesan dan logika pemajangan yang menghasilkan situasi di mana makna dialihkan melalui suatu proses elisi. Karena itu membeli barang berarti membeli kesan dan pengalaman, dan kegiatan belanja bukan lagi suatu transaksi ekonomi “sederhana” melainkan interaksi simbolis, dimana individu membeli dan mengkonsumsi kesan dan gaya hidup.
Karena itu, budaya konsumen tidak dianggap sebagai budaya materialis rasional, tetapi lebih dari itu, munculnya suatu “nilai pakai kedua” atau ersart (disebut oleh Adorno).
Budaya konsumen menekankan adaya suatu tempat di mana kesan memainkan peranan utama. Saat ini dapat kita lihat bahwa betapa banyak makna baru yang terkait dengan komoditi “material” melalui peragaan, pesan iklan, industri gambar hidup serta berbagai jenis media massa.
Dalam pembentukannya, kesan terus menerus diproses ulang dan makna barang serta pengalaman terus didefinisikan kembali. Tidak jarang tradisi juga “diaduk-aduk dan dikuras” untuk mencari simbol-simbol kecantikan, roman, kemewahan dan eksotika (Benyaminmenyebut budaya konsumen adalah suatu “dunia mimpi”)
Universalisme
Kalau kita berbicara tentang pengaruh global dan dampak budaya konsumen atas negara-negara pinggiran, hal ini tentunya terkait dengan peran media massa, dengan pemahaman bahwa sebagian besar negara-negara di luar negara yang mengkonsumsi “komoditi” tidak bisa terlepas dari konsumsi kesan dalam media.
Mattelart mengatakan, perusahaan-perusahaan multinasional, yang makin menguasai produksi perangkat keras media (terutama teknologi informasi) memproduksi berita, hiburan, iklan yang meletakkan landasan untuk mewujudkan kekuasaan budaya pusat atas negara-negara pinggiran. Karena itu, budaya konsumen yang dalam istilah Mattelart budaya massa mulai menjadi budaya universal.
Meningkatnya dominasi negara-negara pusat dalam hal produksi serta distribusi budaya melalui media, sering ditunjukkan oleh negara-negara konsumen dalam bentuk kesulitan untuk menciptakan proteksi budaya dalam rangka memelihara budaya lokal. Oleh negara-negara konsumen, dominasi budaya yang progresif ini sering dianggap sebagai bentuk emperialisme budaya atau imperialisme media.

4.      Pola-pola kemasyarakatan Industrialisasi dan Modernisasi\
A.    Industrialisasi dan Pertumbuhan Ekonomi
Rostow menetapkan 5 tingkat pertumbuhan ekonomi :
1.      Tingkat tradisional
2.      Syarat untuk tinggal landas
3.      Tinggal landas
4.      Dorongan menuju kematangan
5.      Tingkat konsumsi masal
Industrialisasi adalah sistem produksi yang muncul dari pengembangan yang mantap, penelitian dan penggunaan pengetahuan ilmiah. Ia dilandasi oleh pembagian tenaga kerja dan spesialisasi, menggunakan alat-a;at bantu mekanik, kimiawi, mesin dan organisasi serta intelektual dalam produksi. Tujuan utama dari metoda pengorganisasian kehidupan ekonomi sperti ini adalah untuk menurunkan ongkos produksi per unit barang atau jasa. Industrialisasi dalam arti sempitnya, menggambarkan penggunaan secara luas sumber-sumber tenaga non-hayati dalam rangka produksi barang atau jasa. meskipun definisi ini terasa sangat membatasi, industrialisasi tidak hanya terdapat pada pabrik/manufaktur, tapi bisa juga meliputi pertanian karena pertanian tidak lepas dari mekanisasi (pemakaian sumber tenaga non-hayati). demikian juga dengan transportasi dan komunikasi.
Industrialisasi adalah suatu proses menciptakan interaksi para pihak yang memiliki kepentingan ekonomis yang sama terhadap suatu siklus rantai nilai. Proses ini dapat terjadi secara alamiah maupun disengaja. Secara alamiah, pemicu proses industrialisasi adalah pasar. Karena proses ini dianggap sebagai sebuah kunci ke arah kemakmuran yang didambakan oleh setiap bangsa. Kendatipun bukan satu-satunya, industrialisasi dapat dianggap sebagai salah satu jalan yang penting dalam mencapai kemakmuran.
Tujuan industrialisasi antara lain: memperluas lapangan kerja, menambah devisa negara, memanfaatkan potensi sumber daya alam maupun sumberdaya manusia dan terutama menggerakkan roda perekonomian suatu bangsa menjadi lebih cepat.

B.     Modernisasi dan Pertumbuhan Ekonomi
Ciri-ciri Modernisasi :
1.      Tingkat pertumbuhan ekonomi yg terus berlanjut sendiri
2.      Kadar partisipasi rakyat dalam pemerintahan yg memadai
3.      Difusi norma2 sekuler-rasional dalam kebudayaan
4.      Peningkatan mobilitas sosial masyarakat
5.      Transformasi kepribadian individu
Modernisasi diartikan sebagai perubahan-perubahan masyarakat yang bergerak dari keadaan yang tradisional atau dari masyarakat pra modern menuju kepada suatu masyarakat yang modern. suatu bentuk dari perubahansosial yang terarah yang didasarkan pada suatu perencanaan yang biasanya dinamakan social planning.
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas jasa riil terhadap penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya.
Modernisasi merupakan suatu trend yang mengarah pada cara pandang serta cara hidup dari yang bersifat tradisional ke yang bersifat modern, yang juga merupakan ukuran rasio dari sumber daya kekuasaan. Semakin tinggi rasionya, maka modernisasi akan semakin mungkin untuk terjadi.
Khusus Pembangunan dalam hubungannya dengan Modernisasi dilihat dari dimensi pertumbuhan ekonomi. Investasi menjadi persoalan penting dalam tiap proses pembangunan disebuah negara. Dapat juga dikatakan bahwa mereka menekankan bahwa investasi adalah standar keberhasilan dalam proses pembangunan.
Formulasi asumsi tesebut secara kausalitas dapat dijelaskan ketika ada peningkatan investasi dalam sebuah negara, maka akan muncul sekian banyak variasi jenis usaha baru yang akan membuka penerimaan tenaga kerja baru. Jika semakin banyak angkatan kerja yang telah bekerja dan memiliki penghasilan, maka angka pengangguran akan terkurangi dan diganti dengan angkatan kerja produktif. Jika produktifitas msyarakat meningkat, maka kemampuan memenuhi kebutuhan hidup juga meningkat. Jika kebutuhan telah terpenuhi, maka itulah yang di sebut dengan kemakmuran yang menjadi tujuan modernisasi.
C.    Syarat Modernisasi
·         Rostow : modernisasi mencakup industrialisasi maka pertumbuhan ekonomi yg berkelanjutan memerlukan 3 syarat :
1.      Pembangunan modal sosial tambahan
2.      Revolusi teknologi di bidang pertanian
3.      Perluasan impor
·         Marxis : Modernisasi memerlukan :
1.      Adanya pemilikan tanah pribadi
2.      Munculnya komersialisasi tanah
3.      Adanya orientasi individu dari borjuis kota
Soerjono Soekanto mengemukakan bahwa sebuah modernisasi memiliki syarat-syarat tertentu, yaitu sebagai berikut.
·         Cara berpikir yang ilmiah yang berlembaga dalam kelas penguasa ataupun masyarakat.
·         Sistem administrasi negara yang baik, yang benar-benar mewujudkan birokrasi.
·         Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur yang terpusat pada suatu lembaga atau badan tertentu.
·         Penciptaan iklim yang menyenangkan dan masyarakat terhadap modernisasi dengan cara penggunaan alat-alat komunikasi massa.
·         Tingkat organisasi yang tinggi yang di satu pihak berarti disiplin, sedangkan di lain pihak berarti pengurangan kemerdekaan.

D.    Akibat Modernisasi
Adapun akibat yang disebabkan oleh modernisasi ada yang berakibat positif dan negative, berikut ini sedikit uraianya :
Positif
a. Memperkuat Integrasi dalam Masyarakat
b. Peningkatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (iptek)
c. Kemajuan di Bidang Industri
d. Meningkatkan Kesadaran Politik dan Demokrasi
e. Kemajuan di Bidang Transportasi
Negatif
a. Kesenjangan Sosial dan Ekonomi
b. Pencemaran Lingkungan Alam                                     
c. Kriminalitas
d. Kenakalan Remaja (Juvenille Delinquency)

5.      Studi Kasus Teori Globalisasi dan Lingkar Sejarah
Kecenderungan historis yang sangat menonjol di era modern adalah perubahan menuju globalisasi. Globalisasi diartikan sebagai proses yang menghasilkan dunia tunggal (Robertson, 1992: 396). Masyarakat diseluruh dunia menjadi saling tergantung di semua aspek kehidupan, seperti politik, ekonomi, dan kultural.
Kedalaman perubahan yang terjadi hanya dapat dipahami lebih baik jika kita membandingkan dua kasus berbeda: sejarah masa lalu dan sejarah masa kini.
·         Masyarakat masa lalu mencerminkan unit-unit sosial yang terisolasi, pluralistis, diversifikasin negara-bangsa.
·         Masyarakat masa kini menunjukkan gambaran yang berbeda, seperti: dalam bidang politik, bidang ekonomi, dan bidang cultur.
Semua perubahan multidimensional ini, mendorong sejarawan kontemporer melancarkan proyek studi “sejarah global” (Schafer, 1991). Mereka menyatakan bahwa selama dekade terakhir –sejak pertengahan abad ke-20−kecenderungan globalisasi telah mengubah kualitas fundamental proses historis. Apapun yang terjadi di mana-mana mempunyai faktor dan akibat global.

a.      Globalisasi Terhadap Perubahan Masyarakat Indonesia
·         Sektor Budaya
Dahulu sebelum Globalisasi itu ada, masyarakat Indonesia terutama anak muda banyak menggemari budaya sendiri semisal Gamelan, Tari Kecak, Jaipong, Tata Krama dan berbagai budaya dan kesenian lokal, kini di era Globalisasi ini kita merasakan, melihat, dan mungkin memahami perbedaan yang sangat berbanding terbalik. Boyband, Rap, Punk, Pergaulan Bebas dan berbagai macam budaya luar cukup tinggi berkembang dan ada di Indonesia, hanya segelintir saja yang masih menggemari budaya lokal.
·         Sektor Perekonomian Indonesia
Dalam era Bung Karno, TKI dilarang bekerja untuk suatu negara, sehingga membuat masyarakat Indonesia bekerja tetap di Indonesia, pada umumnya mereka yang tinggal di desa bekerja sebagai petani dan peternak, mereka yang di kota bekerja sebagai orang kantoran. Kini di era Globalisasi sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih bekerja pada perusahaan di luar negeri, ada yang mengadu nasib, ada yang ingin mengembangkan karir dan banyak hal lain, alhasil pemanfaatan sumber daya alam di negeri sendiri sangat kurang.
·         Sektor Lingkungan
Sektor Lingkungan juga dipengaruhi Globalisasi, salah satunya isu Pemanasan Global (Global Warming) hal ini juga membuat perubahan terhadap masyarakat, masyarakat yang berada di negara berkembang seperti Indonesia umumnya menekan dan mengecam negara-negara maju yang membuang emisi karbon dengan jumlah banyak untuk setidaknya mengurangi dengan alasan kita tinggal di satu bumi.
·         Sektor Pertahanan dan Kemanan
Semenjak era Globalisasi mulai, kini peran masyarakat Indonesia yang sebelumnya memiliki porsi peran yang besar, kini perlahan semua itu tergantikan oleh Polisi dan Tentara akibat transparansi pola negara yang banyak diketahui negara lain dan memungkinkan untuk mengambil celah yang dapat merugikan Indonesia.
·         Globalisasi jaringan informasi. 
Masyarakat suatu negara dengan mudah dan cepat mendapatkan informasi dari negara-negara di dunia karena kemajuan teknologi, antara lain melalui: TV,radio,media cetak dll. Dengan jaringan komunikasi yang semakin maju telah membantu meluasnya pasar ke berbagai belahan dunia untuk barang yang sama. Sebagai contoh : KFC, celana jeans levi's, atau hamburger melanda pasar dimana-mana. Akibatnya selera masyarakat dunia -baik yang berdomisili di kota ataupun di desa- menuju pada selera global.


b.      Lingkar sejarah
Pandangan teori ini mengenai proses sejarah berbeda dengan globalisasi. Teori lingkar sejarah itu proses perubahan sosialnya melingkar. Tidak seperti globalisasi yang tegak lurus, kalau lingkar sejarah itu siklusnya melingkar.
Contonya perkembangan fasion yang berputar, kita dapat kembali lagi ke gaya fasion jadul di masa modern.



2 komentar:

  1. walau pun saya belum membaca .. saya beri tanda cheklist pada kolom "menarik" ... haha

    BalasHapus
  2. hahhaha tidak apa2 yang penting bermanfaat ya coy :)

    BalasHapus